Jejak Dakwah dalam Seni dan Tradisi di Tanah Kayong

 

Acara Tradisi Mandi Safar Bernafaskan Islam di Kerajaan Simpang Matan 

Jejak para ulama atau yang pada masa lalu lazim disebut Wali , memiliki peran yang sangat penting dalam sejarah perkembangan Islam di Nusantara . Bagaimana tidak, selama tujuh abad yakni  –sejak abad ke-7 hingga ke-14- Islam ‘tertolak’ di beberapa wilayah Nusantara. 


Namun pada  akhir abad ke-14 atau awal abad ke-15, hampir semua masyarakat di pesisir  memeluk Islam tak terkecuali pesisir Kalimantan Barat. Oleh sebab itu, dakwah para Wali adalah dakwah yang paling sukses,  karena mampu mengislamkan masyarakat tanpa adanya pertumpahan darah.

tari zapin bernafaskan islam  di Simpang Matan 

Masyakarakat pesisir  di kalimantan yang sebelumnya  menganut agama Hindu,  Budha ataupun Kaharingan dan kepercayaan lainnya  kemudian pelan pelan memeluk Islam.  hal tersebut merupakan bagian dari proses pembauran dan asimilasi serta kehebatan  para ulama untuk menerapkan metode dakwahnya di bumi nusantara khsuusnya pesisir Kalimantan.


Masuknya islam di pesisir Kalimantan bagian barat di perkirakan pada  akhir  abad ke 14 masehi, tepatnya di kerajaan Tanjung Pura yang pada masa itu pusat kekuasaanya berada di Sukadana.  Masuknya islam di kerajaan Tanjung Pura  ini terlihat dari nama raja Tanjung Pura yang ke 3 yakni  raja Karang Tunjung,  yang memakai gelar islam  yaitu Sultan Ali Aliuddin.  Sedangkan pada masa sebelumnya gelar Sultan belum dipakai di Kerajaan Tanjungpura.  

tradisi adat beladang bernafaskan Islam di Desa Padu Banjar 

Seperti dalam tradisi yang sudah lazim bahwa penyebar islam di Nusantara adalah para ulama atau wali, yang awal mulanya mereka adalah sebagai pedagang yang kemudian menetap didaerah tersebut. Beberapa metode dakwah untuk menyebarkan islam pada masa lalu di lakukan oleh para wali, dengan pendekatan sosial, kelembagaan, politik,  hingga seni dan budaya. hal ini tercermin dari beberapa corak hidup yang masih dapat kita lihat hingga saat ini.


Misalnya saja di masyarakat Islam Melayu Kayong,  memeliki beberapa tradisi serta adat dan budaya yang masih kental namun memiliki muatan yang islami. Misalnya saja seperti doa akasah yang di lakukan keliling kampung oleh para imam dan tokoh agama, adat mandi safar dalam rangka melakukan doa tolak balak, ritual caboh kampong dan lain sebagaianya.


Pendekatan melalui seni juga tergambar dalam kesenian yang saat ini masih dapat dijumpai pada masyarakat melayu kayong, diantaranya adalah seni tari zapin , rodad, syair gulung, mendu, bertutur dan lain sebagainya.

Rodat Dan Jepin Rantau Panjang 

Dalam berbagai seni tradisi tersebut sangat kental dengan nafas islami, misalnya saja seni tradisi zapin melayu,  dimana Zapin sendiri berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan.


Dalam khasanah budaya melayu kayong  Zapin lebih di kenal dengan nama jepin.  Jepin merupakan khazanah tarian Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini  digunakan sebagai media dakwah Islamiyah, yakni melalui syair lagu-lagu jepin yang didendangkan.


Alm.  H salim yakub yang berusia 75 tahun adalah salah seorang tokoh agama yang pernah melestarikan seni tradisi melayu bernafaskan Islam semasa hidupnya. Pada tahun 2018, di usianya yang sudah senja saat itu, ia masih aktif mengajarakan jepin dan roddad bahkan ia kerap kali tampil membawa anak buahnya di beberapa event atau pementasan.

H salim yakub  meletarikan seni tradisi melayu tersebut semata mata sebagai cara guna melakukan syiar dakwah Islam dan pembelajaran terhadap anak anak didiknya, sebab menurutnya banyak filosofi serta nasehat dari jepin dan rodad yang bisa disampaikan kepada mereka.


 Dakwah Melalui seni dan budaya memang di rasa cukup ampuh karena lebih menyentuh,  dari masa dahulu hingga saat ini telah terbukti. tidak salah jika para ulama saat ini juga masih mengikuti jejak para wali dengan berbagai metode dakwahnya yang membumi dan dapat di terima di masyarakat.


Penulis : MIFTAHUL HUDA


Saksikan Film Dokumenter tentang Jejak Dakwah Wali Dalam Seni dan Tradisi berikut ini : 



 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama