Situs Makam Keramat Gunung Lalang tempat Di semayamkan Raja Giri Mustika dan Panembahan Baroh |
Panembahan Giri Mustika ditabalkan menjadi seorang sultan dengan gelar Sultan Muhammad Syafiuddien, yang menabalkan beliau adalah langsung dari ulama mekkah bernama Syeh Syamsudin. Kisah ini tertulis dalam salah satu manuskrip tua, dalam sumber tersebut dituliskan bahwa Syeh Samsuddin saat pelantikan membawa satu quran kecil dan surat gelaran dan permata yaqut merah dari Mekah sebagai bukti legitmasi gelaran sultan pada Giri Mustika.
Namun sayang tidak ada catatan rinci mengenai keberadaan Syeh
Syamsudin, apakah beliau diam di kerajaan Tanjungpura era Sukadana atau kembali
pulang ke Makah.
Manuskrip Silsilah Raja Raja Tanjungpura Sukadana |
Sultan Muhammad Syafiuddin memerintah kerajaan Tanjung Pura Sukadana, dengan membangun pusat pemerintahannya di Mulia. Kondisi Mulia hari ini adalah sebuah Desa yang tetap memakai nama Mulia di belakangnya yakni Desa Harapan Mulia. Kondisi masa lalu di masa Sultan Muhammad Syafiuddin, Mulia terletak di sepanjang sungai mulia, yang saat ini di sebut sebagai Sungai Rantau Panjang.
Mulia bukanlah seperti Desa Harapan Mulia saat ini,
penyebutan Mulia pada masa itu berdasarkan pada muara yang masuk ke sebelah kanan dari sungai
simpang ia menyebutnya sebagai sungai mulia. di tambah lagi peta pada tahun 1922 yang memuat penanda di
sepanjang sungai yang saat ini disebut Sungai
Rantau Panjang di masa itu banyak di huni oleh masyarakat.
Pada saat itu sungai mulia juga memliki anak cabang yang di sebut Sungai Batu yakni saat ini di sebut Sungai
Mulia karena menuju pada Desa Harapan Mulia, kemudian di atasnya lagi sungai
Itam dan seterusnya.
Sultan Muhammad Syafiuddin meninggal pada tahun 1677 dan dimakamkaan
di atas bukit lalang belakang mulia. Beliau wafat dengan meninggalkan nama yang
harum, rakyat saat itu memberikan ia gelar sebagai Sultan yang adil dan bersih.
MIFTAHUL HUDA
Posting Komentar