Lambang Purnama Sidhi pada Nisan Type Demak di Komplek Makam Tok Mangku Sukadana |
Komplek Makam bercorak islam Tok Mangku secara administrasi berada di Dusun Simpang Empat Desa Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Terletak di Punggung Gunung Peramas, sejauh 800 meter arah Timur dari jalan Sungai Mengkuang dengan ketinggian 136 meter dari permukaan laut. Komplek makam ini menempati bidang datar 12 x 12 meter di punggung Gunung Peramas sebelah barat.
Telah dibangun
cungkup makam beratap seng dengan ukuran 5 X 8 Meter, dengan tiang-tiang penyangga kayu belian dan pengecoran
lantai dilapis keramik serta pemagaran kayu bersilang.
Makam yang
terdapat dalam komplek ini
berjumlah 7 buah, diidentifikasi sebagai makam A,B,C,D,E,F dan G. Hanya makam A
yang masih mempunyai nisan asli, yang lainnya diletakkan batu jirat makam sebagai
pengganti nisannya.
Zirat dengan bata merah dan batu kapur di makam tok mangku
Nisan makam A terbuat dari batu andesit dengan bentuk yang sederhana, dibagian nisan kepala mempunyai inskripsi kalimah tauhid dalam lingkaran dengan aksara Arab. Lingkaran ini dalam type nisan Demak Tralaya lazim disebut dengan lambang purnama sidhi, dimana lambang ini diperuntukkan bagi para pemuka agama.
Jirat makam A
terbuat dari bata merah dan pada bagian yang utuh berukuran besar. Konstruksi
jirat relatif baik, walau dibeberapa bagian sudah terjadi penurunan dan hilang.
Bentuk jirat ini berundak dengan motif dan ornamen persegi. Pemasangan bata
merah dilakukan dengan sistem gosok, sehingga sebagian masih terkunci kuat
walaupun sudah dimakan umur.
6 makam lainnya
terdiri dari jirat berupa tumpukan bahan batu bata merah dan batu putih/batu
kapur yang pecah dan teraduk serta terlihat ketuaan dari materialnya. Masih
dapat dilihat sedikit petunjuk bahwa ada makam dengan jirat batu bata merah dan
ada makam dengan jirat batu putih/batu kapur. Dibeberapa bagian dapat terlihat,
jirat batu bata merah yang diukir dengan motif bunga, sedangkan pecahan batu
putih/batu kapur berbentuk pola-pola tertentu. Dari itu, dapat kita
membayangkan bahwa makam di Komplek Makam Tok Mangku ini dahulu adalah makam
yang bagus dengan bahan yang juga baik.
Sampai saat ini
belum ada keterangan dan penjelasan tentang siapa Tok Mangku ini sebenarnya
dalah kontek sejarah. Sehingga masih menjadi pertanyaan, siapa sebenarnya yang
dimakamkan di Komplek Makam Tok Mangku. Namun dari lambang purnama sidhi
yang ditemukan pada salah satu nisan, dapat diyakini bahwa makam tersebut
adalah makam Ulama di abad ke 15 – 16 masehi. Sedangkan makam yang lain dengan
jirat yang lebih istimewa terdapat batu kapur dapat diduga sebagai raja raja Tanjungpura
era Sukadana.
Keletakan komplek makam ini berada ditempat yang tinggi, hingga tahun 1800 an, masih menjadi tradisi dalam masyarakat bahwa orang-orang penting seperti bangsawan dan ulama selalu dimakamkan pada lokasi yang lebih tinggi dari masyarakat biasa.
Material jirat terdiri dari batu bata merah dengan ukuran besar, bercirikan guratan seperti batu bata merah era majapahit akhir, dan disusun dengan pola simetris tertentu, sedangkan material jirat batu putih/batu kapur yang berbentuk pola khusus jirat menjadi penanda bahwa makam-makam ini adalah bukan makam kebanyakan. Ketuaan dan kekhasan makam-makam ini memberikan pemahaman bahwa ini bukan makam-makam orang biasa. Ditambah lagi, makam raja-raja era Sukadana Tua masih beberapa yang belum diketahui.
ISYA FAHRUDI & MIFTAHUL HUDA
إرسال تعليق