Profesional Dan Proporsional (Memiliki Kualifikasi Dan Memilih Profesi Sesuai Proporsi)

 

Ket. Photo : Agus Rustam (Ansor), Gus Ra'uf (Sek. PKB) dan Zainal Abidin (PMII) 

Hujjatul Islam (The argument of Islam) Al Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali mengatakan. 


الحاذق في صناعة واحدة لیس یلزم أن یكون حاذقاً في كل صناعة


“Orang yang pakar pada suatu bidang belum tentu juga pakar pada bidang bidang lainnya”. 


Dari sini dapat dipahami bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap orang untuk selalu bersikap profesional (memiliki kepandaian khusus dan memenuhi kualifikasi dalam suatu profesi) dan proporsional (sesuai dengan proporsi, sebanding, seimbang, berimbang) baik dalam berbicara, bertindak dan bekerja sesuai dengan profesi, keahlian dan kapasitas masing masing, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Imam Al Ghazali diatas yang dimuat didalam kitab Biografinya yang beliau tulis sendiri yaitu kitab Al Munqidz Minaddhalal.


Ket. Photo : Gus Ra'uf Arrahbini (Sekretaris DPC PKB Kabupaten Kayong Utara) 


Imam Al Ghazali kemudian melanjutkan statemennya didalam kitab tersebut, beliau mangatakan. 


فلا یلزم أن یكون الحاذق في الفقه والكلام حاذقاً في الطب، ولا أن یكون الجاهل بالعقلیات جاهلاً بالنحو ، بل لكل صناعة أهل بلغوا فیها


“Maka belum tentu orang yang pakar dalam bidang ilmu fiqh dan teologi juga pakar dalam bidang medis atau kesehatan, dan belum tentu juga orang yang tidak menguasai ilmu logika itu tidak mengerti tentang ilmu gramatika, setiap profesi itu ada pakarnya masing masing". 


Orang yang pakar didalam masalah pendidikan belum tentu dia juga pakar tentang medis dan obat obatan, orang yang menjadi dokter dan menguasai ilmu medis juga belum tentu paham tentang pertanian, demikian pula seseorang yang menekuni ilmu agama (Kiai, Ustadz, Penceramah) jika mereka membahas tentang medis dan obat obatan, maka pendapatnya tidak mu’tabar atau tidak bisa dijadikan pegangan. 


Profesional dan proporsional didalam berpendapat, bertindak menentukan peran dan memilih profesi sesuai bidang dan keahlian masing masing adalah menjadi sikap paling realistis, agar tercipta situasi yang kondusif dan meminimalisir potensi kegaduhan. 


Imam Alghazali didalam kitab Ihya Ulumuddin juga mengingatkan. 


لاجل الجهال كثر الخلاف، فلو سكت الجهال لقل الخلاف


“Karena banyaknya orang yang tidak kompeten ikut ikutan komentar, maka terjadilah kontroversi, gaduh dan ribut dimana mana. Andaikata orang orang yang tidak punya kompetensi itu diam saja, maka berkuranglah kontroversi”.


Wallohu A’lam bisshawab.

-----------------------------------------------

Penulis

Gus Ra'uf Arrahbini. 


Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kayong Utara.


Alumni Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri Jawa Timur.

Post a Comment

أحدث أقدم